Selasa, 24 Desember 2013
Jumat, 13 Desember 2013
Turmeric Rice With Coriander
Turmeric Rice With Coriander
by Chef Kelana
Ingredients
- 50 gr Rice
- 40 gr Onion diced
- 10 gr fresh chopped Coriander
- 60 gr chicken breast – cubed
- 1tsp turmeric powder
- 200 cc chicken stock
- 20 ml salad oil
- Salt pepper
- 40 gr Pickles
*Pickles
- Dice carrot
- Dice bengkuang
- Dice shallot
- Julienne red chili
- Dice cucumber
- Dice pineapple
- Sugar
- Vinegar
- Salt
How to: Wash all above ingredients with ice water
to remove the starch of vegetables and to become crispy, drain it well,
mixed all of them, seasoning with sugar, vinegar and salt.
How to Prepare:
- Heat the stock pot with some oil.
- Sauteed onion until fragrant, mean while cut the chicken into cube, add in into sauteed onion, Continue cooking, add some chicken stock, seasoning with salt pepper, turmeric, mix it well, and simmer for approximately 30 minutes,
- When the rice is tender add the chopped coriander, and serve with pickle and some crackers.
Label:
Resep
Lokasi:
Surabaya, East Java, Indonesia
Spaghetti Sambal Ijo Dengan Udang Panggang
Spaghetti Sambal Ijo Dengan Udang Panggang
by Chef Henry Bloem
Ingredients
- Udang segar
- Spaghetti
- Sambel terasi
- Jeruk nipis
- Daun ketumbar
- Garam
- Daun kemangi
- Minyak goreng
- Kecap Manis
Bahan sambel ijo
- Cabe ijo besar
- Cabe rawit ijo
- bawang putih
- Tomat ijo
- Jeruk limau
- Garam
- Minyak kelapa
Preparation method/ Cara membuat sambel ijo:
- Semua bahan di panggang kecuali jeruk.
- Haluskan semua bahan setelah dipanggang, tambahkan garam, minyak kelapa dan jeruk limau.
Cara membuat masakan:
- Panaskan minyak tumis sambel ijo sebentar, masukkan spaghetti yang sudah di rebus,
- bumbui dengan garam dan lada hitam
- Bumbui udang dengan garam dan jeruk nipis, panggang sebentar hingga matang Letakan spagheti sambel ijo diatas piring, tumpukkan daun kemangi diatasnya, kemudian udang panggang.
- Hias dengan daun ketumbar dan jeruk nipis, makanan siap disajikan
Kamis, 12 Desember 2013
Sabtu, 07 Desember 2013
INDONESIAN CHEF ASSOCIATION adalah organisasi non-profit bagi para profesional dan entrepreneur
di bidang kuliner. Turut bergabung sebagai anggota adalah para insan
kuliner lainnya serta para calon profesional kuliner yang masih dalam
pendidikan, dan yang tidak kalah menarik adalah bergabungnya para
penggemar kuliner didalam wadah tersendiri.
Sebelum tahun 1999 banyak sekali terdapat kelompok professional kuliner di daerah seperti di Jabar ada BCA, di Bali
ada Ijumpi, di Medan ada Ijumsu, Jogja Chef Association, Surabaya Chef
Association, ACP di Jakarta, Palembang Chef Association, Manado Chef
Association. dan masih banyak lagi assosiasi chef yang ada di masing
masing provinsi dan masing-masing berdiri sendiri.
Kemudian pada tahun 2003, diadakan gathering/
pertemuan Chef se Jawa-Bali yang diadakan di Semarang. Dari hasil
gathering tersebut, kami berkomitment mengajukan usulan membentuk sebuah
wadah Assosiasi Chef di Indonesia dengan satu nama yang dapat mewakili seluruh assosiasi chef yang ada di Indonesia.
Rencana yang sudah sejak tahun 2003 di rencanakan
tersebut baru dapat terwujud dan terlaksana pada tanggal 23 – 25 Januari
2007 di Bandung, yaitu dalam: ”First Summit Meeting Indonesian Chef”
yang pada saat itu dihadiri oleh sekitar 300 chef dari masing-masing
perwakilan dari 16 Provinsi saat itu. Para perwakilan berkumpul dan
membentuk sebuah wadah yang berskala Nasional, mempunyai visi dan misi
yang jelas serta mempunyai konstitusi untuk menjalankan roda organisasi secara keseluruhan.
Dibentuklah Badan Pengurus Pusat yang terdiri dari para penggagas yang nota bene adalah pekerja kuliner professional alias para chef yang dengan suka rela dan berkomitmen meluangkan waktu untuk menjalankan roda organisasi dan kemudian kami semua sepakat memberi nama organisasi ini dengan nama Indonesian Chef Association atau disingkat ICA.
Dibentuklah Badan Pengurus Pusat yang terdiri dari para penggagas yang nota bene adalah pekerja kuliner professional alias para chef yang dengan suka rela dan berkomitmen meluangkan waktu untuk menjalankan roda organisasi dan kemudian kami semua sepakat memberi nama organisasi ini dengan nama Indonesian Chef Association atau disingkat ICA.
Akhirnya Munas I (Musyawarah Nasional) diadakan di
Bandung dengan dihadiri oleh Dirjen Pariwisata (Bapak Sapta Nirwanda)
yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pawiwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada
saat Munas I selesai, Dirjen Pariwisata juga sekaligus melantik Badan
Pengurus Pusat untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, kami, ICA terus
berdampingan menjadi partner Kementerian Pariwisata untuk melaksanakan
segala kebijakannya.
Dari berdiri hingga sekarang kami telah mempunyai 14 BPD/ 7 BPC (Badan Pengurus Daerah dan Badan Pengurus Cabang) serta 7 ambassador/
perwakilan di Luar Negeri dengan jumlah anggota aktif mencapai 800
orang lebih dan anggota pasif (pengikut) lebih dari 1000 orang. Telah
banyak kegiatan organisasi, baik yang dilakukan secara rutin setiap
tahunnya maupun yang bersifat sewaktu-waktu, baik itu dilakukan untuk
organisasi sendiri maupun sebagai partner pemerintah dalam hal ini
Kementerian terutama Kementerian Pariwisata maupun Kementerian lainnya
dan Departemen terkait lainnya seperti di bidang Peternakan, Perikanan,
Pertanian, dll serta pengusaha kuliner Indonesia dan asosiasi terkait
lainnya untuk terus menerus menggali potensi sumber daya hasil bumi
Indonesia agar dapat lebih berkembang dan menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia.
Tidak henti-hentinya kami melakukan penyuluhan ke
daerah-daerah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat setempat dengan
hasil yang ada. Di luar negeri,
melalui para perwakilan kami, selalu mengikuti acara dan kegiatan
promosi masakan Indonesia baik di hotel tempat mereka bekerja maupun
diajang event yang berskala International.
Selain itu para anggota senior kami telah pula
mengasah diri dan menambah pengetahuan sebagai assessor dan bekerjasama
dengan Lembaga Kompetensi Indonesia untuk mengangkat harkat dan martabat
para chef Indonesia agar bisa
lebih dihargai dan duduk sejajar dengan mitra asingnya didalam negeri
maupun diluar negeri. Untuk itu kami juga terus menerus mendidik dan
membimbing para generasi muda (Young Chefs) yang masih dalam pendidikan
untuk tidak pernah bosan dan berhenti mencari ilmu dari semua link yang
bisa dimasuki.
Pertandingan dalam bidang kuliner terus menerus kami adakan di Jakarta bekerja sama dengan UI/ AKPINDO, di Jogjakarta, Manado,
Surabaya, Banten, Bandung dan Bali, yang sudah kami jalankan selama 9
tahun berturut-turut dengan nama Kompetisi Dewata Kuliner/ Bali Culinary
Challenge dan tahun ini memasuki tahun ke-10.
Acara ini
selalu bekerja sama dengan institusi pemerintah daerah serta institusi
terkait lainnya termasuk memberikan penyuluhan kepada UKM Kuliner
(terutama di Bali melalui
Pemerintah Kota Denpasar untuk peningkatan produksi dan kemapanan UKM)
yang telah berkembang begitu pesat secara signifikan.
Indonesian Chef Association ingin mewujudkan Visi
dan Misinya dalam bidang Kuliner Indonesia baik dalam mempromosikan
Kuliner Indonesia yang beragam dan unik, memberikan masukan dan
bimbingan serta peningkatan dalam standard kompetensi para
profesionalnya baik yang sudah berkarya maupun yang masih menuntut ilmu
serta memberdayakan kehidupan masyarakat di seluruh Indonesia melalui
ekonomi kreatif dalam bidang kuliner dengan menggali sumber daya daerah
masing-masing serta dapat terus menjadi partner pemerintah dalam
melaksanakan kebijakannya dibidang pariwisata terutama dalam bidang
kuliner, baik dari produknya maupun peningkatan kemampuan para pekerja
kulinernya.
Mission and vision of the Indonesian Chef Association
Vision:
To be recognized as the leading professional chef organization within Indonesia and international world of culinary.
Mission:
Committed
as the professional partner of Indonesian government, in improving the
international world awareness on the diversity of Indonesian culinary.
To provide mutual benefits & continues knowledge
for its local members, under direct supervision of Ministry of Culture
& Tourism of Indonesian.
Langganan:
Postingan (Atom)